Dari salah satu group Facebook, akhirnya aku mendapat balasan dari lamaran menjadi seorang aupair dari salah seorang member yang kebetulan orang Indonesia juga. Informasi kerjaan pun aku terima dan katanya sih akan dikabarin lagi karena saat itu ada beberapa orang lain juga yang apply untuk menggantikan posisinya. Beberapa hari kemudian, aku dihubungi lagi. Kali ini, dia minta aku untuk ganti tanggal keberangkatan, karena si hostmum pengen aku untuk datang lebih cepat. Akhirnya, aku pun mengganti tanggal keberangkatan, dengan syarat hostmum akan mengganti biaya penggantian tanggal ini.
Begitu tiba, langsung beli sim card karena aku mau pesen uber untuk mengantarkanku ke rumah hostmum. Maklum, baru pertama kali ke Australia, capek setelah perjalanan jauh dari Palembang dan bawaannya agak kebanyakan. Setelah uber dipesan dan dimasukkan nomor dari sim card baru, aku pun di telepon sama uber drivernya dan ditanya nunggu dimana.
FYI: di Perth Airport, cuma ada konter sim card Optus dan Vodafone (April 2017).
Setelah ketemu sama uber drivernya, diantarlah aku ke rumah hostmum. Perjalanan memakan waktu sekitar 30 menit dan kena biaya sekitar $33. Waktu nyampe, hostmum masih dirumah dan sedang memberikan makan pagi ke anak-anaknya. She looks nice and kind. Dia bilang, hari ini akan ada nanny yang bakal ngejagain anak-anaknya dan aku bisa ambil waktu hari ini untuk istirahat. Tapi karena belum pernah ngejagain anak bule, aku bilang kalo aku pengen belajar dari nanny ini gimana cara ngasuh anak bule, karena biasanya cuma ngasuh keponakanku yang notabene anak Indonesia (baca: kasih gadget, beres).
Alhasil, aku kecapean. Keesokan harinya, bapak dari anak asuhku ini datang. Menurut si hostmum, hostdad akan mengantarkan anak-anak ini ke day care dan aku bisa istirahat. But, uh oh. Saat aku utarakan apa yang dikatakan hostmum, hostdad agak jengkel. Dia bilang, kamu itu kerja untuk saya, jadi kalo saya suruh kamu nemenin anak saya di Gym, kamu harus nurut karena kamu digaji.
Kalah debat, aku pun nurut.
Ini penting banget bagi yang mau jadi aupair, baik di Australia atau di Eropa sana.
Usahakan untuk interview langsung lewat Skype dengan calon hostfam kalian dan tanya-tanya langsung. Jangan kaya aku yang langsung oke aja terima kerjaan tanpa interview langsung dengan mereka.
Usahakan untuk interview langsung lewat Skype dengan calon hostfam kalian dan tanya-tanya langsung. Jangan kaya aku yang langsung oke aja terima kerjaan tanpa interview langsung dengan mereka.
Dari aupair sebelumnya, aku emang di info-in kalo orangtua dari anak-anak ini pisah. Tapi, aku ngga tau kondisi dan cara pandang dari si bapak dan si ibu, apa yang mereka inginkan dari aku sebagai aupair mereka, apa yang mereka rencanakan untuk anak mereka, schedule yang bagaimana yang mau mereka buat untuk anak mereka, dan lain sebagainya.
Di kasusku, kedua orang tua-nya ini hampir 180 derajat beda pendapat. Si bapak maunya A, si ibu maunya B. Tapi karena si bapak yang available saat si ibu sibuk kerja, aku terpaksa nurut apa maunya si bapak. Dan karena si ibu ngga pernah masak atau kasih tau apa yang disukai anaknya, aku pun sempet bingung mau kasih mereka apa.
Keanehan lainnya pun mulai bermunculan. Si ibu ngga pernah nanyain kabar anaknya, udah makan apa belum, makan apa, tidur siang apa ngga, bandel atau nangis ngga, dan pertanyaan-pertanyaan yang menurutku lazim untuk ditanyakan. Aku sama sekali ngga punya waktu untuk bisa keluar, baik pagi atau malam hari karena si ibu pulangnya paling cepat jam 7 malam dan aku ngga diperbolehkan untuk meninggalkan anak-anak dirumah sendirian.
Belum sampai seminggu tinggal disana, hostmum mengajakku jalan-jalan ke Busselton untuk mengunjungi ibu mertuanya. Sesampainya disana, ternyata aku dan anak-anak ditinggalkan bersama kakek dan nenek mereka. Ternyata hostmum ada kerjaan di dekat kota itu dan lebih mudah kalau dia ngga usah pulang ke Perth selama 1-2 malam.
Saat malam tiba, aku bertanya pada hostmum dimana kamarku? Karena unit hotel yang kami tinggali mempunyai 2 kamar tidur. Hostmumku berkata, kamu malam ini tidur di ruang tamu aja dan aku pun speechless (baca: nangis bombay dalam hati).
Keesokan harinya, aku berharap bahwa aku masih punya waktu untuk berkeliling di kota itu sebelum pulang. Tapi lagi-lagi, hostmum meninggalkanku bersama si kembar dan kakek neneknya. Kekecewaanku makin bertambah saat dimalam hari, aku hanya ditinggal di hotel bersama si kembar tanpa makan malam yang (menurutku) ngga wajar.
Persediaan makanan yang tersedia di dapur unit hotel kami hanya telur, roti, sereal, biskuit dan susu. Si nenek sempat berpesan kepada hostmumku supaya aku diajak ke rumah mereka untuk makan pasta yang sudah dimasaknya atau membawa pulang satu piring pasta untukku. Saat dia pulang, tidak ada apapun untukku :(
Belum sampai seminggu tinggal disana, hostmum mengajakku jalan-jalan ke Busselton untuk mengunjungi ibu mertuanya. Sesampainya disana, ternyata aku dan anak-anak ditinggalkan bersama kakek dan nenek mereka. Ternyata hostmum ada kerjaan di dekat kota itu dan lebih mudah kalau dia ngga usah pulang ke Perth selama 1-2 malam.
Saat malam tiba, aku bertanya pada hostmum dimana kamarku? Karena unit hotel yang kami tinggali mempunyai 2 kamar tidur. Hostmumku berkata, kamu malam ini tidur di ruang tamu aja dan aku pun speechless (baca: nangis bombay dalam hati).
Keesokan harinya, aku berharap bahwa aku masih punya waktu untuk berkeliling di kota itu sebelum pulang. Tapi lagi-lagi, hostmum meninggalkanku bersama si kembar dan kakek neneknya. Kekecewaanku makin bertambah saat dimalam hari, aku hanya ditinggal di hotel bersama si kembar tanpa makan malam yang (menurutku) ngga wajar.
Persediaan makanan yang tersedia di dapur unit hotel kami hanya telur, roti, sereal, biskuit dan susu. Si nenek sempat berpesan kepada hostmumku supaya aku diajak ke rumah mereka untuk makan pasta yang sudah dimasaknya atau membawa pulang satu piring pasta untukku. Saat dia pulang, tidak ada apapun untukku :(
Ketika weekend tiba, aku baru bisa keluar di siang hari setelah membereskan semua pekerjaan rumah dan kalo cuma ada si bapak (ketika si ibu kerja ke luar kota), aku pun terpaksa harus pulang cepat (jam 6 sore sudah sampe rumah). Dan ngga ada uang tambahan yang diberikan untuk menemani mereka dirumah di malam hari.
Akhirnya, aku cuma bertahan sebagai aupair selama kurang lebih 2 minggu. Pocket money-nya sih lumayan $500 seminggu, tapi kalo dibandingkan dengan jam kerjanya, nilainya kecil banget karena aku kerja kurang lebih 60-70 jam seminggu.
Aku ngga ada niatan untuk discourage siapapun untuk jadi aupair. Kebetulan aku aja yang sial dan dapet keluarga yang ngga banget karena emang udah kebelet pengen nyari kerjaan dan punya uang yang cukup untuk kehidupan sehari-hari disana.
So, you better prepare enough money before going to Australia or you can just simply be more careful by conducting an interview with the parents before agreeing to join their family.
So, you better prepare enough money before going to Australia or you can just simply be more careful by conducting an interview with the parents before agreeing to join their family.
No comments:
Post a Comment